EFEK RUMAH KACA
Makalah
Diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah
Ilmu Kealaman Dasar
KELOMPOK VII
RAHMITA SONIA (11060201)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahamat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul Global Warming. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Salawat dan salam penulis tujukan
buat junjungan baginda Rasul kita yakninya Muhammad SAW, sebagaimana beliau
telah membawa umatnya dari zaman ke bodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Kami
selaku penulis makalah ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam
penyusunan tugas ini, terutama kepada dosen pembimbing. Harapan kami semoga
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pendengar semuanya,
selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Padang,
5 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang............................................................................................ iii
2.
Rumusan Masalah....................................................................................... iv
3.
Tujuan Masalah........................................................................................... iv
4.
Manfaat Penulisan....................................................................................... iv
BAB II. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Efek Rumah Kaca...................................................................... 1
2.
Mekanisme Terjadinya Efek Rumah Kaca dan
Penyebabnya..................... 1
3.
Keterkaitan Antara Efek Rumah Kaca,
Global Warming, Perubahan Iklim 4
4.
Dampak yang Diakibatkan Oleh Efek Rumah
Kaca................................... 6
5.
Cara-cara Menanggulangi Efek Rumah Kaca.............................................. 9
6.
Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca....................................................... 12
BAB III. PENUTUP
1.
Kesimpulan................................................................................................ 13
2.
Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat
ini perkembangan dan kemajuan pengetahuan dan teknologi atau sering disebut
Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan
dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak
positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang Iptek ini, tetapi juga
dampak-dampak negative. Misalnya saja, berkat adanya kemajuan Iptek manusia tak
perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat.
Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang mempercepat dan
memudahkan kita menuju kesuatu tempat.
Namun
asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca
apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fortil seperti
pada pembangkitan tenaga listerik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran
hutan yang mneyebabkan kosentrasi gas rumah kaca meningkat.
Masalah
lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur rata-rata
permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6 0C.
lalu kembali menurun 0,3 0C dari tahun 1940-1975. Kemudian naik
secara perlahan-lahan sejak tahun 1975. Masalah-masalah lingkungan ini makin
lama makin bertambah, terlebih saat ini berhembus masalah yang lebih besar
mengenai efek rumah kaca dan global warming.
Oleh
karena itu kami mencoba membahas masalah-masalah tersebut di atas dalam makalah
ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan efek rumah kaca, global warming,
penyebab efek rumah kaca, dampak-dampak yang diberikan, dan keterkaitan
masalah-masalah tersebut di atas satu sama lain. Semua ini akan kami coba cari
tahu dan membahasnya dalam makalah ini.
2. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang
akan kami bahas dalam makalah ini meliputi :
A.
Menjelaskan tentang Pengertian Efek
Rumah Kaca
B.
Menjelaskan tentang Mekanisme Terjadinya
Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya
C.
Menjelaskan tentang Keterkaitan Efek
Rumah Kaca dengan Global Warming dan Perubahan Iklim
D.
Menjelaskan tentang Dampak yang
Diakibatkan oleh Efek Rumah Kaca
E.
Menjelaskan tentang Cara-cara
Menanggulangi Efek Rumah Kaca
F.
Menjelaskan tentang Usaha Mengurangi
Efek Rumah Kaca
3. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini meliputi :
A.
Untuk Mengetahui tentang Pengertian Efek
Rumah Kaca
B.
Untuk Mengetahui tentang Mekanisme Terjadinya Efek Rumah Kaca
dan Penyebabnya
C.
Untuk Mengetahui tentang Keterkaitan Efek Rumah Kaca dengan
Global Warming dan Perubahan Iklim
D.
Untuk Mengetahui tentang Dampak yang Diakibatkan oleh Efek
Rumah Kaca
E.
Untuk Mengetahui tentang Cara-cara Menanggulangi Efek Rumah
Kaca
F.
Untuk Mengetahui tentang Usaha
Menanggulangi Efek Rumah Kaca
4. Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi yang selama ini
pembaca belum mengetahuinya, selain itu juga dapat menambah ilmu pengetahuan
baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk generasi-generasi yang akan datang.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus,
dan benda langit atmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca.
Istilah
efek rumah kaca atau bahasa inggris disebut dengan green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani
yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk
menahan sayur mayur dan juga bunga-bungaan. Suhu di dalam rumah kaca lebih
tinggi dari pada di luar rumah kaca.
Hal
ini dikarenakan cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali
oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebagai gelombang panas yang berupa
sinar inframerah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap dan tidak
bercampur dengan udara luar yang dingin. Itulah gambar sederhana mengenai
terjadinya efek rumah kaca. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjukan
dua hal berbeda, efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan
efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
2. Mekanisme Terjadinya Efek Rumah
Kaca dan Penyebabnya
Efek
rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida dan gas-gas lainnya di
atmosfer. Kenaikan kosentrasi gas CO2 disebabkan oleh kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak, batubara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Energi yang masuk ke
bumi, 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap
awan, 45% diserap permukaan bumi, 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi
yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya,
untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Selain gas CO2 yang dapat
menimbulkan efek rumah kaca adalah Belerang dioksida, Nitrogen monoksida (NO)
dan Nitrogen dioksida NO2 serta beberapa senyawa organik seperti gas
Metana dan Klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting
dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Sinar
inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara
lain berupa uap air atau H2O, CO2, Metan (CH4)
dan Ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangakap dalam
lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi
manjadi naik. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca. Gas yang
menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.
Efek
rumah kaca bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu
meningkatnya kosentrasi gas rumah kaca secara global akibat kegiatan manusia
terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listerik, kendaraan bermotor, AC,
computer, memasak. Selain itu gas rumah kaca juga dihasilkan dari pembakaran
dan pengundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, gas rumah kaca
yang dahasilkan dari kegiatan tersebut, seperti CO2, Metana, dan Nitroksida.
Hal tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang
terjadi saat ini.
Dunia
memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil yang berupa
pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran berlansung
sempurna, seluruh unsur Karbon dari senyawa ini diubah menjadi CO2. Senyawa
Karbon dari bahan bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi selama
beratus-ratus miliar tahun lamanya.
Dalam
jangka waktu satu atau dua abad ini, senyawa Karbon ini dieksploitasi dan
diubah menjadi CO2. Tidak semua Karbondioksida berada di atmosfer
(sebagian darinya larut di laut dan danau, sebagian juga diubah menjadi
bebatuan dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium), tetapi hasil pengukuran
menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfer perlahan-lahan meningkat tiap
tahun dan terus meningkat dekat-dekat terakhir.
Peningkatan
dari kadar CO2 di atmosfer menimbulkan masalah-masalah penting yang
disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini. Karbondioksida memiliki sifat
memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar
inframerah agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus
melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari
matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2
di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke
permukaan bumi. Tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh
permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk inframerah, bukan cahaya
sinar tampak, yang oleh karenanya diserap oleh atmosfer CO2.
Sekali
molekul CO2 menyerap energi dari sinar inframerah, energi ini tidak
disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik
kepermuakaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak
menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian
energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah
kaca. Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus
efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan
bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan
ultraviolet) diserap oleh 3 lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan
dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel.
Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir.
Di
dalam troposfir ini, 14% diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu
sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37%
merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi yang telah mengalami mengamburan
dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang
diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah. Sinar inframerah yang
dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap
air atau H2O. CO2, Metan (CH4), dan Ozon (O3).
Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh
karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah
efek rumah kaca.
3. Keterkaitan Antara Efek Rumah Kaca,
Global Warming, dan Perubahan Iklim
Secara
umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana
parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah
hujan yang terjadi pada suhu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi
rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat,
diperlukan nilai rata-rata parameter-parameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung
suatu proses fisik dan dinamis yang komplek yang terjadi di atmosfer bumi.
Kompleksitas
proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari putaran planet bumi mengelilingi
matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini
menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata,
sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem
peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi
atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut
dengan unsr-unsur iklim dan faktor pengendali iklim mengantarkan kita pada kenyataan
bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan
distribusinya.
Secara
alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu
akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi disebut gas rumah
kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalm bumi. Peristiwa ini dikenal
dengan efek rumah kaca karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas
yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca,
sehingga dapat menghangatkan sisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa
alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena
jika kita tidak ada efek rumah kaca maka suhu permukaan bumi akan 33 0C
lebih dingin. Gas rumah kaca seperti CO2`(karbondioksida), CH4
(Metan), dan N2O (Nitrous Oksida), HFC
(Hydrofluorocarbons), PFCS (Perfluorocarbons) SF6
(Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai
kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil
(minyak, gas, dan batubara) seperti pada pambangkitan tenaga listerik,
kendaraan bermotor, AC, Komputer, Memasak.
Selain
itu gas rumah kaca juga dihasilkan dari pembakaran dan pengundulan hutan serta
aktivitas pertanian dan peternakan. Gas rumah kaca yang dihasilkan dari
kegiatan tersebut, seperti Karbondioksida, Metana, dan Nitroksida, menyebabkan
meningkatnya kosentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Berubahnya komposisi gas
rumah kaca di atmosfer, yaitu meningkatnya kosentrasi gas rumah kaca secara
global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam
bumi akibat terhambat oleh gas rumah kaca tadi. Meningkatnya jumlah emisi gas
rumah kaca di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan pemanasan global.
Sinar
matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari
permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi
gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas
tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena
lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas
yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi
atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang
cukup lama, sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu,
akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah
pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan
begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Pemanasan
global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es
di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau
yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin
tinggi intensitasnya, dan animali-animali iklim seperti El Nino-La Nina dan
Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya
beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal
panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya.
4. Dampak yang Diakibatkan oleh Efek
Rumah Kaca
Efek
rumah kaca adalah seperti yang diuraikan di atas, bahwa kosentrasi CO2
yang tebal di atmosfer bumi menyebabkan emisi panas yang dikeluarkan oleh
makhluk ataupun benda lain di muka bumi tidak dapat dilepaskan sehingga suhu
bertambah panas di dalam lingkungan bumi. Efek berantainya adalah apabila
ketebalan mencapai batas limit maka sinar matahari tidak akan mampu lagi
menembus sampai kepermukaan bumi.
Logikanya
apabila kosentrasi sudah mencapai titik jenuh tersebut maka bumi akan mengalami
gelap karena radiasi panas tidak mampu menembus bumi akibat dipantulkannya
kembali keluar angkasa. Dengan demikian, maka suhu bumi akan turun drastik dan
permukaan air akan membeku. Efek lain dari emisi gas rumah kaca adalah hewan
dan ikan di bumi akan mengalami kerusakan jaringan dan reproduksi, kerabang
telur ayam akan susah terbentuk, telur ikan akan pecah sebelum diselaputi
lendir pelindung. Sehingga populasi hewan dan ikan akan menurun bahkan musnah.
Tumbuhan yang sebetulnya memerlukan CO2 untuk fotosintesis justru
tidak dapat melakukan fungsi tersebut dikarenakan sel fotosintesis pada daun
tertutup juga yang merupakan efek samping dari CO2, pada permukaan
daun akan timbul kutikula daun atau bintil-bintil daun, itu seperti kanker pada
hewan atau manusia. Ganggang dan fitoplankton pun setali tiga uang dengan
tumbuhan besar, sel fotosintesis tidak akan berfungsi. Yang jelas apapun bila
tidak sesuai ukuran akan mengakibatkan kerusakan. Coba bila anda makan sesuai
porsi dengan makan yang berlebih sampai kekenyangan, maka akan jelas efeknya.
Makan
sesuai porsi akan jadi sehat. Makan berlebih perut jadi sakit dan kelanjutannya
ke organ lainnya. Demikian juga emisi gas rumah kaca CO2 bila
berlebihan akan menimbulkan penyakit, tetapi bila sesuai porsi akan membuat
sehat tumbuhan dan bumi. Jadi yang jelas akibat global warming yang disebabkan
efek rumah kaca bukan akan menambah jumlah ikan karena air yang semakin banyak,
dan tumbuhan bukannya menghasilkan oksigen bertambah banyak karena
berlebihannya CO2.
Efek
rumah kaca itu tidak berbanding lurus dengan melimpahnya sinar matahari. Rasa
hangat dan panas yang kita rasakan itu bukan dari sinar matahari tapi dari
emisi atau radiasi yang terjebak di bawah permukaan gas CO2 yang
tebal. Radiasi dan sinar itu hal yang berbeda, sinar matahari ke bumi membawa
serta radiasi dan emisi (emisi adalah efek hasil pemanasan yang berupa gas,
sedangkan radiasi dihasilkan akibat tidak stabilnya elektron akibat tumbuhan
antara elektron yang akan menimbulkan penambahan atau pengurangan jumlahnya
untuk mencapai kestabilan, tetapi hal ini juga mempengaruhi inti atomnya, akibatnya
akan mengeluarkan sinar seperti (Alfa, Gama, Beta, Ultraviolet).
Meningkatnya
suhu permukaan bumi akan menakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap Karbondioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya Negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang
sangat besar.
Menurut
perhitungan stimulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi
1-5 0C. bila kecenderungan peningkatanefek rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 0C
sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya kosentrasi gas Karbondioksida di
atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
menjadi meningkat. Peningkatan suhu bumi juga mempengaruhi terjadinya perubahan
cuaca dan suhu laut yang begitu ekstrim.
Perubahan
cuaca dan lautan dapt mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut akibat
mencairnya es di kutub udara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan pemindahan
penduduk ke mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran
ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melaui air maupun
penyebaran penyakit melalui vector. Seperti meningkatnya kejadian demam
berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini
berkembangbiak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa species
vector penyakit, virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap
obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa
diprediksikan bahwa ada beberapa species yang secara alamiah akan terseleksi
ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrim ini. Hal ini juga
akan berdampak perubahan iklim yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus
penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD kaitan
dengan musim hujan tidak menentu).
Efek
rumah kaca dapat mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub. Hal
akan berakibat naiknya permukan laut yang dapat mengancam pemukiman penduduk
disepanjang pantai. Naiknya permukaan air laut dapat mengakibatkan erosi
sekitar wilayah pesisir pantai, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang,
berkurangnya intensitas cahaya didasar laut, serta naiknya tinggi gelombang air
laut. Disamping itu efek rumah kaca mengakibatkan terganggunya keseimbangan
biologis di laut sehingga dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan.
Beberapa jenis ganggang ini ada yang dapat mengeluarkan racun yang membahayakan
kehidupan laut dan meracuni manusia yang memakan hasil laut.
Efek
rumah kaca juga akan meningkatkan suhu bumi sekitar 1-5 0C. hal ini
akan mengganggu ekosistem dan lingkungan. Gradiasi lingkungan yang disebabkan
oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterbonr diseases dan vector-borne
disease. Ditambah pula dengan populasi udara hasil emisi gas-gas pabrik
yang tidak terkontrol selanjutnya akan terkontribusi terhadap penyakit-penyakit
saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung
dan paru kronis.
Namun
disamping hal-hal tersebut efek rumah kaca juga memiliki dampak yang positif
bagi kehidupan, terutama manusia. Efek rumah kaca sangatt dibutuhkan oleh
segala makhluk hidup yang ada di bumi. Karena tanpanya, planet ini akan menjadi
sangat dingin. Dengan suhu rata-rta sebesar 15 0C (59 0F),
bumi sebenarnya telah lebih panas 33 0C (59 0F) dari
suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 0C
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaliknya,
apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global.
5. Cara Menanggulangi Efek Rumah Kaca
Ada
2 pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca yaitu
:
a.
Mencegah Karbondioksida dilepas ke
atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain.
Cara ini disebut carbon sequestration
(menghilangkan karbon).
b.
Mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara
yang paling mudah untuk menghilangkan Karbondioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang
muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap Karbondioksida yang sangat banyak,
memecahnya melaui fotosintesis, dan menyimpan karbon di dalam kayunya. Di
seluruh dunia, tingkat pertambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehialngan kesuburannya ketika diubah untk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan partanian atau pembangunan rumah tangga. Langkah untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas
Karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikan (menginjeksikan) gas tersebut kesumur-sumur minyak untuk mendorong
agar minyak bumi keluar kepermukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi
gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau
aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai
Norwegia, dimana Karbondioksida terbawa kepermukaan bersama gas alam ditangkap
dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali kepermukaan.
Salah
satu sumber penyumbang Karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fortil.
Penggunaan bahan bakar fortil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri
pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk
kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertenghan abad ke-19. Pada abad
ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan trend penggunaan bahan bakar fortil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah Karbondioksida yang dilepas ke udara, karena
gas melepaskan Karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi bila dibandingkan dengan batubara.
Walaupun
demikian, penggunaan energi tarbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi
pelepasan Karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun controversial karena
alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, untuk kendaraan bermotor,
perlu digunakan alat penyaring khusus gas buangan pada bagian knalpot (tempat
keluar gas buangan) yang dapat menetralisir dan mengurangi dampak negatife gas
buangan tersebut. Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatife
yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel. Perlu
dikeluarkan regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh beroperasi agar
tidak menimbulkan pencemaran. Untuk skala industri, perlu dibuat sistem
pembuangan dan daur ulang gas buangan yang baik. saluran buangan perlu
diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah memperhatikan lingkungan
sekitar.
Reboisasi
lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju Karbondioksida
yang berlebih di udara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan raya
yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya. Tetapi tidak
melepas Karbondioksida sama sekali. Selain itu, diperlukan juga adanya
pengolahan sampah. Pengolahan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan.
Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah
bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan
keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda-beda
antara Negara maju dan Negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
perdesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah.
Selain
itu, perlu diadakan kerja sama Internasional untuk mensukseskan pengurangan
gas-gas rumah kaca. Apabila pada suatu Negara ditetapkan peraturan kebijakan
lingkungan yang ketat, maka ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai
macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi Karbondioksida
terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, Negara indrustrialis besar
yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi
tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi Karbondioksida.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan kontinyu agar
masalah kerusakan lingkungan ini dapat diatasi atau diminimalisir.
6. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca
Banyak
hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan
global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak
digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar listrik, juga mengurangi
polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil tukang servis AC,
Carpooling atau berangkat bareng teman atau keluarga ke sekolah, tempat les,
atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita juga menghemat energi. Saat
mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas. Plastic adalah bahan yang
sulit untuk diuraikan, kalau dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau
polusi. Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik
itu hanya manjadi sampah.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari
penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas dapt ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a.
Secara alamiah sinar matahari yang masuk
ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa.
Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di
atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca, sehingga sinar
tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca.
b.
Selain gas CO2, yang dapat
menimbulkan efek rumah kaca adalah Belerang dioksida, Nitrogen monoksida (NO)
dan Nirtogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti
gas Metana dan Klorofluorokarbon (CFC).
c.
Efek rumah kaca dapat mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan
permukaan laut yang mengakibatkan Negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar.
d.
Menanggulangi dampak dari efek rumah
kaca dapat dilakukan dengan 2 cara yakni, dengan mencegah Karbondiksida dilepas
ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat
lain, dan mengurangi produksi gas rumat kaca.
e.
Efek rumah kaca menjadikan suhu bumi
layak untuk kehidupan manusia.
2. Saran
Dunia
yang kita huni ini bukan hanya untuk beberapa tahun saja. Bukan hanya untuk
kita saja, generasi kita juga yang akan menikmati kehidupan di dunia ini. Kalau
bukan kita yang akan menjaga dan merawat bumi ini siapa lagi. Sejak dini
mulailah kita memperbaiki sikap kita, mulailah kita ramah terhadap lingkungan,
mulailah kita bersikap arif terhadap bumi. Bila tidak dari sekarang, kita akan
merasakan dampak yang sangat besar untuk generasi-generasi mendatang. Pemanasan
global bukanlah disebabkan oleh alam, pemanasan global sebenarnya karena ulah
manusia yang semakin serakah.
DAFTAR
PUSTAKA
Fleagle,
RG and Businger, JA: An Introduction to Atmospheric physics, 2nd Edition,
1980. Diakses 31 Oktober 2012 Jam 15.30 WIB.
Fraser,
Alistair B. Bad Greenhouse. Diakses 31 Oktober 2012 Jam 15.30 WIB.
Giacomelli,
Gene A. and Wiliam J. Roberts L, Greenhouse Covering Systems, Rutgers
University. Diakses 31 Oktober 2012 Jam 15.30 WIB.
Piexoto,
JP and Oort, AH: Physics of Climate, American Institute of Physics, 1992.
Diakses 31 Oktober 2012 Jam 15.30 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar